
Biasanya saya nge'share tentang hal yang ringan-ringan saja, namun kali ini blog Cholayz ingin berbagi sesuatu yang semoga bisa bermanfaat dan menjadi renungan buat kita semua. Dibaca sob :D
1. Tembok Ratapan
Ibu Kota Israel yang luasnya sekitar 700
kilometer ini adalah kota yang berdiri di
sekitar pegunungan yang indah. Penuh
dengan situs-situs suci bagi umat berbagai
agama, sehingga menjadi magnet bagi
wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Tembok Barat alias Tembok Ratapan,
misalnya. Dinding bait suci di Jerusalem
yang dibangun oleh Raja Salomon atau
Sulaiman dan Bait Suci itu hancur ketika
Israel diserbu tentara Romawi pada 70
Masehi. Bangsa Yahudi percaya tembok ini
tidak ikut hancur karena di tempat ini
berdiam Shekhinah. Dengan demikian,
berdoa di tembok ini sama artinya berdoa
kepada Tuhan. Biasanya, peziarah dari
berbagai penjuru dunia juga menyelipkan
kertas doa di sela-sela batu tembok
ratapan.
Tembok ini dulunya dikenal hanya sebagai
Tembok Barat, tetapi kini disebut
“Tembok Ratapan” karena di situ orang
Yahudi berdoa dan meratapi dosa-dosa
mereka dengan penuh penyesalan. Selain
mengucapkan doa-doa mereka, orang
Yahudi juga meletakkan doa mereka yang
ditulis pada sepotong kertas yang
disisipkan pada celah-celah dinding itu.
Panjang tembok ini sebenarnya sekitar 485
meter. Namun kini yang tersisa hanya 60
meter.
Tembok tersebut berbatasan langsung
dengan Masjid Al-Aqsa dan Masjid Omar.
Bagi kaum muslim, dinding ini merupakan
dasar dari Masjid Suci Al-Aqsa. Tembok ini
dibagi dua dengan sebuah pagar pemisah
atau mechitza untuk memisahkan laki-laki
dan perempuan karena Yahudi ortodoks
saat berdoa tidak boleh bersama-sama
dengan perempuan.
Pada 1948 hingga 1967, Yahudi tidak
diperkenankan untuk mendatangi tembok
ini lantaran berada di bawah pengawasan
pemerintahan Yordania.
2. Apakah Hubungan Tembok Ratapan
dengan Wall Facebook?
Kenapa di Facebook mempunyai Wall
(Dinding/Tembok)? Karena pemiliknya -
Mark Zuckerberg- adalah orang Yahudi –
walau kabar terakhir dia
mengproklamirkan diri sebagai atheis-,
(mungkin) terinspirasi dari salah satu
tempat suci Yahudi di Yerusalem yang
bernama Tembok Ratapan. Dimana kaum
Yahudi melakukan ritual ibadah dengan
berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka
dengan penuh penyesalan. Selain
mengucapkan doa-doa mereka, orang
Yahudi juga meletakkan doa mereka yang
ditulis pada sepotong kertas yang
disisipkan pada celah-celah dinding itu.
Itulah (mungkin) inspirasi Facebook Wall,
untuk curhat, dan sebagainya.
3. Tembok Ratapan = Wall Facebook?
Tembok ratapan itu kini masih berdiri, dan
masih banyak orang datang ke sana untuk
berdoa dan meratap, sekaligus menuliskan
harapan-harapannya lalu menyelipkannya
ke dinding- dinding tembok itu.
Nah, kini
ada sebuah tembok baru yang dibuat di
luar tembok ratapan itu. Jika yang datang
ke tembok ratapan sebagian besar adalah
orang-orang yahudi, maka di tembok baru
itu, yang datang meratap bukan saja
orang-orang yahudi, tetapi juga orang-
orang Muslim dan orang-orang umum.
Mereka dengan leluasa meratap,
mengeluarkan keluh kesahnya, menuliskan
harapan-harapannya, dan menghaturkan
doa-doanya. Bahkan, jika Tembok Ratapan
di Palestina hanya sedikit pengunjungnya,
itu pun tidak setiap hari, maka tembok
yang baru ini selalu dipenuhi oleh
pengunjung dari segala penjuru dunia tiap
harinya. Bahkan ada yang setiap hari tidak
pernah meninggalkan tembok baru ini
saking khusyuknya ibadah mereka di
tempat itu.
Meski begitu, ia tidak pernah sesak, para
pengunjungnya bisa dengan leluasa
mengunjungi tembok-tembok itu. Bahkan,
mereka diberikan kemudahan dengan
dibebaskannya mereka membuat
privatisasi pada sebagian tembok tertentu.
Mereka bisa menuliskan harapannya,
menyelipkan keluh kesah dan doa-doa
panjangnya di dinding- dinding tembok itu,
bahkan kini mereka juga dapat
menyelipkan foto-foto diri mereka. Mereka
juga dapat berinteraksi dengan
pengunjung lain yang juga menjadi peratap
di tembok itu. Kadang, mereka saling
bertukar komentar atas keluhan, harapan,
doa, atau sekadar celoteh kecil yang
disisipkan di dinding mereka. Begitu
mudah, begitu akrab, dan begitu alami…
Ya.. tahukah kalian? Kini, tembok ratapan
itu bernama Facebook!!! Di Facebook, kita
mengenal istilah wall/dinding. Di sana kita
biasa mencurahkan isi kepala kita, harapan,
doa dan sebagainya. Secara konseptual, ini
sama dengan konsep tembok ratapannya
orang yahudi. Bedanya, tembok ratapan
kita itu adalah tembok maya, sementara
tembok ratapan orang yahudi itu bersifat
nyata.
Ya, di sini kita bisa melihat bagaimana
orang yahudi itu mengamalkan ajaran
agamanya, bahkan sampai di dunia maya.
Bukankah pemilik dan penggagas facebook
ini adalah orang yahudi?
Hanya sebuah renungan dan pengingat bagi kita sob, terutama buat kita yang beragama muslim. Hendaknya, pergunakanlah Facebook ini untuk hal yang bermanfaat
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar